Dalam Majmu’ Fatawanya (490) Syaikh Ibnul-Utsaimin rahimahullah ditanya tentang ucapan “Kullu ‘aamin wa anta bikhair”, maka beliau menjawab: “..boleh bila dimaksudkan sebagai doa”. Ucapan selamat adalah adat kebiasaan, bukan masuk dalam konteks ibadah, jadi hukum asalnya adalah mubah, sehingga membebaskan semua muslim untuk
50. pohon bahasa Balinya wit, punyan 51. hutan bahasa Balinya alas 52. ranting bahasa Balinya carang 53. buah bahasa Balinya woh 54. biji bahasa Balinya bulih 55. daun bahasa Balinya don 56. akar bahasa Balinya akah 57. kulit kayu bahasa Balinya babakan 58. bunga bahasa Balinya sekar 59. rumput bahasa Balinya padang 60. tali bahasa Balinya tali
Anggah-ungguhing basa Bali juga istilah untuk tingkat-tingkatan bahasa dalam bahasa Bali," sebut Ida Pedanda dari Gria Sanding, Pejeng, Gianyar ini. Hal ini telah diresmikan dalam Loka Karya bahasa Bali tahun 1974 di Singaraja. Terciptanya anggah-ungguhing basa Bali, juga terjadi karena dahulu adanya stratifikasi masyarakat Bali. Artinya: “kabulkanlah doa kami wahai Tuhan semesta alam”. Penggunaan kalimat aamiin ya rabbal alamin dan aamiin allahumma aamiin sama-sama diucapkan sebagai penutup doa. Secara makna, keduanya memiliki arti supaya doa yang dipanjatkan dikabulkan Allah SWT. Perbedaan aamiin ya rabbal alamin dan aamiin allahumma aamiin dapat dilihat dari artinya.

Prosesi Pernikahan Adat Bali. 1. Menentukan Hari Baik. Prosesi pernikahan adat Bali dimulai dengan penentuan hari baik yang dilakukan setelah calon mempelai pria meminang calon mempelai wanita yang dalam bahasa Bali disebut memadik atau ngindih. Masyarakat Bali masih sangat percaya akan hari baik untuk menggelar pernikahan.

ditemukan langkah-langkah ke depan untuk mempertahankan bahasa Bali agar tetap dapat berfungsi sebagai salah satu simbol identitas manusia Bali. Kata Kunci: identitas, manusia Bali, Bahasa Bali, dinamika, pemertahanan. Abstract Undang-Undang dasar 1945 Pasal 32 ayat 2 and Undang-Undang Nomor 32 Tahun . 376 2 77 410 78 324 49 442

amin dalam bahasa bali